Kisah Sepotong Arang

ctsweep.com
Tiba-tiba saya terhentak saat membaca salah satu bagian cerita dari buku "Seperti Sungai yang Mengalir" karya Paulo Coelho. Sebenarnya, saat ini saya belum selesai membaca buku ini, tapi kisah yang satu ini membuat saya ingin berbagi cerita dari sekian banyak kisah menarik yang diceritakan oleh Paulo.  Kisah ini terasa begitu dekat dengan saya, lebih tepatnya karena orang terdekat saya... kisah yang menjadi salah satu pergumulan dari orang tua saya dan juga batin saya sendiri (walau tak pernah mengungkapya). Saya harus memberikan buku ini kepadanya untuk dibaca, terutama kisah yang satu ini... semoga dia mengerti.... Ehm, baiklah kita mulai saja,
Jadi, begini kisahnya ...
Juan selalu rajin menghadiri kebaktian hari Minggu di gerejanya, tetapi dia merasa sang pastor selalu mengkhotbahkan hal-hal yang sama, maka dia pun tidak mau datang lagi. Dua bulan kemudian pada suatu malam musim dingin yang menggigilkan, sang pastor datang mengunjunginya. "Barangkali dia kemari untuk membujukku supaya mau kembli ke gereja." pikir Juan dalam hati. Dia merasa tidak enak untuk memberitahukan alasan yang sebenarnya mengapa dia tidak mau datang lagi ~ yaitu karena khotbah-khotbah sang pastor yang selalu diulang-ulang. Dia perlu mencari alasan lain , dan sambil berpikir-pikir, dia menaruh dua buah kursi di samping perapian, lalu mulai berbasa-basi tentang cuaca.
Sang pastor diam saja. Juan berusaha memulai percakapan, namun tidak ditanggapi, maka akhirnya dia menyerah. Kedua orang itu duduk saja membisu selama hampir setengah jam, sambil termangu-mangu memandangi perapian. Kemudian sang pastor bangkit berdiri, mengambil sepotong kayu yang belum terbakar, dan menyingkirkan sebongkah arang dari api. Karena tidak mendapatkan panas yang cukup untuk tetap menyala, akhirnya arang itu mulai dingin. Juan cepat-cepat mendorongnya kembali ke tengah perapian.
"Selamat malam," kata sang pastor seraya bersiap-siap pergi. "Selamat malam, dan terima kasih sebesar-besarnya," sahut Juan. "Seberapa terang pun sepotong arang yang terbakar, dia akan padam dengan cepat kalau dijauhkan dari api. Seberapa pun cerdasnya seseorang, dia akan segera kehilangan kehangatannya, dan bara apinya, kalau dia menjauhkan diri dari sesamanya manusia. Sampai bertemu di gereja pada Minggu yang akan datang."


2 comments:

2 years already



It was 2 years ago...
The day when God eased your pain, but broke my heart
The day when my faith feels weak
The day when I think : all is vain
It is vain to prayed so hard in many nights before
It is vain to say "all is well" for many times
It is vain to believe that "The fervent prayer of a righteous person is very powerful"
All is vain!
Yeah... I still unable to accept the death of my beloved one [again]

Until I saw at her, a great woman, strong woman, that always there beside you
she show me the pure love...
then I realize... that I was wrong!

All pain, all disappointed will be defeated by Love
Because Love is stronger than death

It can't take away our memories either
That's why our memory will always warm in my heart, comfort in my sorrow


Love is stronger than death even though it can't stop death from happening

With Love,
Your Little Daughter

5 comments: